Seseorang menyapanya, dilayaninya dengan setengah hati. Resiko profesi. Meski tak menyukai orang-orang tertentu, Monik harus tetap ramah pada mereka.
"Ada peluang bisnis yang kau tangkap, Rik?" tanya Monik kembali mendekati Rika dan melayangkan pandangan ke sekelilingnya.
"Dekati Faisal, kabarnya dia mau mengadakan peragaan busana dalam waktu dekat," Rika menunjuk seorang laki-laki yang baru masuk. Faisal, desainer kondang itu, langsung dikerubuti gadis-gadis cantik.
"Aku harus dekati lelaki feminim itu? Seperti mereka?" tanya Monik agak ngeri sekaligus geli.
"Ah, memang bukan ide bagus," gumam Rika tak melepas pandangannya. Monik menatap ke arah yang sama. Begitu lekat.
"Hm...," gumamnya berpikir keras. Lantas beranjak begitu saja, tanpa bicara apa pun pada Rika. Piring yang masih bersisa sedikit makanan, dibawanya.
Pada waktu hampir bersamaan Faisal berhasil menembus kerumunan dan berjalan ke arah meja prasmanan. Dari arah menyamping, Monik belalan cepat, menyalip seseorang dan tak terelakkan lagi tubuhnya menabrak tubuh Faisal hingga piringnya jatuh menimbulkan suara yang nyaring.
"Ooh! Maaf! Saya terburu-buru mau ke toilet," bisik Monik menyesaikan lalu segera memanggil petugas kebersihan. Lantas begitu saja Monik kabur ke toilet. Sekembali dari toilet, Monik mencari-cdri Faisal yang sedang mengambil makanan, ditunggunya sampai selesai, barulah didekatinya.
"Bung, saya minta maaf!" katanya mengulangi permintaan maafnya.
"Ah, tak apa. Sepertinya ... Anda ..."
"Benar, saya Monik Pramadya dan Bung?"
"Panggil saya Faisal," katanya tersenyum dan melirik Monik dengan matanya.
"Faisal?! Ooh! Anda desainer kain serat yang terkenal itu?" Monik bertanya dengan nada kagum. "Apa benar kain-kain Anda masih penuh serat?" goda Monik memecahkan tawa Faisal.
"Hai! Kabarnya Anda juga dibanjiri tawaran iklan sejak iklan permen Anda ditayangkan di televisi."
"Begitulah, nasib baik sedang berpihak pada saya. Entahlah kalau konsumen sudah tak menggemari permen itu lagi."
"Ngomong-ngomong, apakah jadwal kegiatan Anda padat, Monik?"
"Wah! Saya tak begitu tahu persis. Kalau mau tahu, Bung Faisal, bisa menanyakan pada manajer saja, namanya Rika," Monik menunjuk Rika yang langsung melambaikan tangannya ke arah mereka.
"Apakah Anda tertarik menjadi model saya untuk peragaan dua bulan mendatang?"
"Wah Menarik juga tawaran Bung Faisal. Asalkan persiapan atau latihannya tidak terlalu menyita waktu sih oke-oke saja. Nanti saya panggilkan Rika untuk membahasnya atau ah dalam suasana pesta begini rasanya kok tidak etis berbisnis. Besok-besoklah saya suruh Rika menghubungi Anda," ucapnya begitu menerima kartu nama Faisal.
Seorang gadis cantik, artis sinetron, mendekati mereka dan bicara dengan Faisal tanpa mengacuhkan Monik. Monik pun berpamitan pada Faisal dan bermaksud mendekati manajernya.

